Laman

Kamis, 04 Maret 2010

Apologetika (tinjauan buku)

Mata Kuliah : Pengantar Filsafat Kristen

Masa Kuliah : Primo 2004

Dosen : Raskita Barus, M. Th.

Tugas : Tinjauan Buku

Nama : E r l y

NIM : 02216589

Jurusan : Apologetika

INSTITUT ALKITAB TIRANUS









KEDAULATAN DAN KARYA KRISTUS

( John R.W. Stott)

I. Pokok Penting dalam buku

Dalam buku ini Stott memaparkan beberapa pokok penting, terutama sekali mengenai Kristus. Allah telah berfirman dan bertindak dalam Kristus. Ini merupakan hal yang penting karena ini membedakan agama Kristen dari agama lainnya. Semua agama di dunia ini terdiri dari peraturan-peraturan atau kumpulan-kumpulan nasihat moral, sedangkan Kristen adalah berita Injil tentang Kristus.

Yesus adalah Allah sendiri. Tentang Allah yang mencari manusia. Berbeda dengan guru-guru besar di dalam agama lain yang meniadakan diri, tetapi Yesus mengangkat diri karena Ia adalah Allah yang sebenarnya. Dalam pengakuan Yesus sendiri, murid-muridNya dan para lawanNya. Ia adalah Allah. Pembuktian lain dicatat dalam Alkitab yang dipaparkan dalam buku ini, mujizat-mujizat yang dikerjakanNya, bukti kematian dan kebangkitanNya.

Selanjutnya mengenai dosa, karena dosa adalah masalah manusia yang sebenarnya dan penyelesaiannya hanya ada dalam Kristus. Kematian Kristus menjadi tebusan dengan mana tawanan dibebaskan dan karena curahan darahNya mensahkan Perjanjian Baru antara Allah dan Manusia. Termasuk pasal-pasal pengampunan dosa, maka hal itu bukan pameran moral untuk dikagumi dan dituruti. Kematian Yesus membawa kemenangan atas maut. Yesus menantang semua manusia untuk percaya padaNya dan menyerahkan diri kepadaNya. Penting bagi orang percaya untuk mengaku Yesus dengan mulut kita di depan umum dan kita siap menyerahkan nyawa kita bagi Yesus. Semua ini demi kebaikan kita. Hal terpenting adalah ketika kita mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kemudian hidup dalam kebenaranNya. Hidup sebagai orang Kristen dengan mengikut Yesus dan menyangkali diri. Orang-orang Kristen harus sadar akan hal ini sebagai pengikut Kristus, harus tunduk kepadaNya dan siap ditolak dunia. Dalam Kristus ada kemerdekaan yang sejati. Hidup dalam Kristus memiliki hubungan pribadi yang istimewa dalam Kristus. Kita menjadi anak-anak Allah. Sekaligus memiliki tanggungjawab, yaitu terus bertumbuh dalam Kristus. Kita harus memiliki persekutuan pribadi dengan Allah, hidup berjemaat dan bersaksi kepada banyak orang.

II. Pelajaran sehubungan dengan upaya berapologetika

Stott dalam buku ini membuktikan keilahian Kristus. Stott memaparkan bukti-bukti kematian Kristus yang dapat diterima logika dan mengugurkan tuduhan bahwa Yesus hanya pingsan saja. Tentang kebangkitan Stott membuktikan kubur kosong karena Kristus bangkit. Stott membantah pendapat yang menyatakan perempuan-perempuan itu pergi ke kubur yang salah. Juga pendapat-pendapat yang menyatakan mayat Yesus dicuri. Semua itu digugurkan oleh Stott dengan memaparkan bukti-bukti bahwa Yesus benar-benar bangkit. Kubur Yesus yang ditutup batu besar dan dijaga. Para murid yang datang ke kubur Yesus dan ketidakmampuan para penguasaan Roma menunjukkan mayat Yesus. Penjelasan mengenai kain kafan secara detail dan penampakan diri Yesus kepada orang banyak , termasuk murid-muridNya. Bukti lainnya yang dipaparkan Stott adalah perubahan pada murid-muridNya. Mereka menjadi bersemangat mengikut Kristus, bahkan berani membayar seluruh harga pengiringan mereka dengan mahal. Stott menjelaskan betapa semua manusia telah gagal mencapai ukuran-ukuran moral sendiri. Pendapat Stott ini tidak dapat disangkal oleh siapapun dan oleh agama apapun.

Stott mengajak setiap pembaca buku ini untuk percaya dan menyerahkan diri kepada Kristus. Dalam hal ini dijelaskan makna kekeristenan secara mendalam membuat setiap orang menyadari akan masalah utamanya, yaitu dosa dan hidup dalam Kristus sebagai orang Kristen.

III. Tanggapan terhadap isi buku

Menurut Stott dalam berusaha mencari Allah, keragu-raguan yang timbul

karena takut ditekan oleh dasar-dasar moral merupakan hambatan. Dikatakan dalam Alkitab lawan dari kebenaran bukan “kesalahan” melainkan “kejahatan”, karena umumnya kebenaran dikaburkan oleh kejahatan-kejahatan moral (Roma 1:18). Pernyataan ini penting dan menyadarkan kita bahwa banyak manusia binasa karena tidak percaya kepada kebenaran dan suka kejahatan (2 Tes 2 :12)

Namun Stott tidak membahas sisi lain di mana banyak manusia yang bermoral tinggi, tidak mau percaya dan menyelidiki Alkitab. Seperti halnya orang-orang beragama Budha telah menyatakan bahwa manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri. Mereka bukan saja berbuat baik terhadap sesama tapi terhadap semua mahkluk, terutama binatang-binatang, mereka anggap sama seperti manusia. Mereka merasa tidak perlu memcari Tuhan karena Tuhan adalah dirinya sendiri.

Saya setuju dengan Stott mengenai dosa, dimana orang Kristen dianggap terlampau banyak mempersoalkannya, karena orang Kristen realis sehingga perlu mengupas soal itu. Dosa pada kenyataannya terdapat di mana-mana. Namun dalam menyakinkan orang-orang belum percaya. Kita tidak dapat terfokus begitu saja pada masalah dosa. Segolongan orang di bumi ini, tidak peduli dengan dosa karena mereka memiliki penyelesaiannya diluar Kristus, sehingga dosa bukan masalah. Seperti pada para penganut Budha yang yakin penyelesaian dosa hanya dalam reinkarnasi. Walaupun sesungguhnya proses reinkarnasi adalah akibat dari dosa. Sayang Stott tidak membahas ini untuk menyakinkan bahwa masalah manusia yang sebenarnya adalah dosa! Betapa hebatnya akibat dosa, yaitu kematian kekal, namun dalam reinkarnasi dosa itu tidak mengakibatkan hukuman kekal tetapi bila selesai hukuman maka akan dilahirkan kembali. Pertanyaan saya, bagaimana caranya orang Kristen menjelaskan dan membuktikan kebenaran tentang dosa ?

Buku ini ditulis dengan penjelasan yang jujur, setiap pokok dibahas dengan jelas seperti halnya dosa, keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus menyadarkan orang akan ketidakberdayaan akan dosa. Makna kekristenan dibahas dalam buku ini sangat jelas dan mudah dimengerti

Tidak ada komentar: